Tamsil setali tiga uang adalah pameo yang sesuai ketika Ibu Dian memberi titah membedah isi jinjinganku. Sepertinya tidak ada yang istimewa, sambil mengeluarkan jerohan yang bersarang di dalamnya, saya mencoba menguraikannya dengan sepenuh hati fungsi mereka mengikuti ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Sebagai pekerja yang tertuntut berbagai aktivitas, saya berusaha mengawali hari dengan rapi, wangi, segar dan menawan . Saya tetap mempertahankannya ketika dalam bepergian. Sehingga benda pengoreksi penampilan seperti sisir, bedak, pelembab bibir, serta wewangian selalu ada di jinjinganku. Berhubung rambutku kini hampir sebatas dada, saya menyertakan pengikat rambut darurat. Ku sebut darurat karena benda ini hanya kugunakan apabila angin bertiup kencang. Saya lebih memilih mengerai rambutku dan membiarkannya berkibar alami pada cuaca biasa .
Sebuah dompet lipat untuk menaruh kartu nama, kartu keanggotaan toko dan pusat pembelanjaan dengan terhormat berbaur bersama penghuni lainnya. Kartu plastik ajaib ini berkontribusi memberikan poin atau potongan apabila di gesek di tempat tempat yang di tentukan. Karena setiap kamis saya mendapat peran, berbelanja merancang menu akhir pekan, juga sering mendapat mandat melengkapi kebutuhan lainnya di tempat ini.
Menyusul kamera digital sebagai pemindah objek menarik. Kuabadikan beragam peristiwa guna dijadikan kenangan. Gambar yang terekam akan selalu mengingatkan saya pada satu perjalanan esotik yang kulalui kala diriku telah kembali ke rumah yang sebenarnya.
Yang mendapat simpatik khusus juga adalah kotak kaca mata pelindung cahaya. Menurut pengetahuan yang saya petik dari ahli optik, sebaiknya kacamata tidak dijadikan bando di kepala, bila selesai dikenakan, segera bersihkan dengan kain khusus dan letakkan kembali dalam kotak supaya posisi gagang tidak berubah.
Di musim menjelang panas, saya memasukkan lotion pengusir nyamuk dan serangga, menggeser tempat sarung tangan yang habis masa berlakunya sepanjang musim dingin. Ini adalah antisipasi dini supaya tidak terjadi perlakuan kurang senonoh dari para serdadu pengisap darah ataupun serangga nakal apabila saya bertamu di alam bebas.
Telepon genggam adalah anggota tetap yang masuk dalam jinjinganku, lengkap dengan buku memori. Kedengarannya agak aneh, di jaman secanggih ini saya masih membawa daftar nomor. Ini untuk berjaga jaga apabila ‘senter multigunaku’ tidak bisa diajak berkompromi. Saya tetap bisa berkomunikasi.
Berikutnya berturut turut kunci pintu, map perjalanan, tombol pembuka pagar otomatis, pundi koin, perangko, gunting kuku, pena, buku catatan, slip setoran bank. Barang barang ini turut memperberat jinjinganku dari waktu ke waktu. Benda benda yang saya tengteng sebetulnya makin hari makin bertambah saja. Saya memilih tas yang lumayan lega demi menyalurkan hasrat bawaan. Inilah pendamping berwawasan yang sangat mendukung aktivitasku, sehingga tak jarang saya mendapat restu tak terduga dari pimpinan dan rekan kerja bila mengajakku serta dalam lawatan mereka.
**********************************
Catatan : gambar menyusul setelah ada permintaan :)
**********************************