Bicara dengan hati
"Ada apa ?", tanyaku menjalin simpatik pada seorang tamu yang kulihat berancang ancang menjauhi kerumunan.
Ia hanya menggelang. Semenit kemudian saya meneropongnya sedang tersedu di taman. Saya menduga telah terjadi luka ketika diantara komunitas itu berbagi kata.
Pernahkah terlintas, terkadang lidah kita terlalu lentur, saking elastisnya, membuat si pita suara lantang menggema. Apa yang dikeluarkan menjadi tidak terukur, filter yang seyogyanya menetralisir suasana, malah mendatangkan bara.
Si pendengar terpacu mengelolah irama atas efek suara itu, bagai komposer merombak syair melodi, sayangnya, ritme terserap jadi serapah siap ledak.
Goresan belati sering mendatangkan tetes darah, itu diketahui cederanya, bisa diantisipasi dengan perban tambah obat merah. Tapi nyeri bathin, luka yang tidak kelihatan, apa obatnya ? bagaimana terapinya ? sungguhkah dengan berlalunya waktu, akan hilang lara itu?
Menurutku karam hati tidak pernah sungguh sungguh lenyap, kita berumpama waktu mampu menghapusnya, yang benar adalah kadang kita lengah, andai ada pemicu , maka meradanglah sembilu kalbu itu, begitu seterusnya.
Dalam hari hari berpacu menerobos orbit, berkali saya berpikir sebelum berujar,
Agar saya bukanlah sumber malapetaka dari lidahku, atau pembawa kesal bagi yang menyimakku. Supaya setiap jengkal bunyi yang kugemakan sanggup menjadi pelita, apabila obor yang dirindui tak kunjung tiba .
Biar sekelumit kalimat yang kutata, di rindui kharismanya, di restui kaidahnya
Biar suara yang terhembus, mengkristal sejuknya,
Atau kata kata yang bergaung , membekas selaksa cahaya
Ahhh…barangkali kelewat berhati hati, saya jadi jarang berbicara akhir akhir ini.
19 Comments :
diam itu emas...
By Anonymous, at 4/17/2006 10:20 PM
wow cakep, sis. terimakasih ya. gila, rumahmu banyak bunga berarti ya ? sapa yg nanam, say ?
By Innuendo, at 4/17/2006 10:24 PM
ehm...diam memang emas, tapi tak selalu. aku sering jadi'korban' kediamanku.
sesuatu memang harus pada porsinya, biar balance. bicara kadang diperlukan untuk nunjukin esistensi kita.
so, tetap bicaralah..dengan bibir indahmu dan dengan hatimu. krn hati akan selalu jadi penyeimbang agar yg kita bicarakan tetap "enak didengar dan dirasa" orang lain
By bagus_aa29, at 4/18/2006 2:12 AM
Bila kekeluan harus kita lakukan
kelirihan harus kita lalui
serta kebisuan menjadi pilihan akhir kita
sadarilah bahwa itulah saatnya
bagi kita untuk melakukan introspeksi
dan melihat ke dalam
bagaimana respon kita terhadap sekeliling
tetapi janganlah itu berhenti
menjadi sebuah trauma yang menghantui
melainkan anggaplah itu sebagai sarana
untuk menjadi lebih bijaksana
dalam melontarkan sepatah kata
yang bisa memberikan sebuah makna
bagi yang mendengarkannya ...
By Hendri Bun, at 4/18/2006 3:16 AM
yaph, saya sangat setuju dengan hendri bun! dia bijaksana sekali..il est tres sage.
By Anonymous, at 4/18/2006 4:37 AM
dengan diam...yg pasti seribu kata tanya terdampar...
By me, at 4/18/2006 5:07 AM
diam.....
menatap bunga2 yang ada di rumah Sisca..
Terpukau...
Betapa Cantiknya mereka...
Walaupun Bunga2 itu gak bisa ngomong tapi tetap aja banyak yang suka ngeliatnya, menciumnya... membelainya...
bahkan adapula yang memetiknya , menjadikannya hiasan dalam Pot...
Ah dasar gak bakat puisi juga hahaha
yang pasti Lebih baik jadi Pendengar yang baik.. pendengar yang baik bukan berarti harus diam kan, tapi dia tau kapan harus bicara kapan harus diam :D.
By Anonymous, at 4/18/2006 6:27 AM
Kadang diam memang perlu, tapi lebih perlu lagi untuk mem-filter ucapan kita.. seperti kata pepatah "Lidahmu adalah pedangmu"..
tapi diam melulu tidak berarti emas lohh!! coba kalo ada lomba debat trus diem aja, gimana mau dapet medali emas? huahaha...
By Unknown, at 4/18/2006 8:34 AM
dalam diam aku mengenangmu
dalam diam aku mencintaimu
dalam diam aku merindukanmu
dalam diam aku menantimu
By Anonymous, at 4/18/2006 10:36 AM
trkadang ada sesuatu yang lebih baik kita simpan sendiri tidak usah dibicarakan
By Anonymous, at 4/18/2006 11:22 AM
kalo kamu suka ama aku.. ngomong aja terus terang sis.. jgn dipendam.. ntar jadi jerawat loh :P
By Anonymous, at 4/18/2006 11:31 AM
Diam itu emas.. emas itu kuning......................................
yg penting diam di saat yg tepat...!!
By Mr, at 4/18/2006 11:38 AM
saya juga lbh suka diam :D
By Anonymous, at 4/18/2006 12:06 PM
diem itu emas...kalo kebanyakan diem ntar karatan :D
By Anonymous, at 4/18/2006 12:07 PM
tenang ajah mbak! gak usah berhati-hati bicara! kan bukan lagi di indonesia :))
disana ga ada yg nangkep kok!
By Anonymous, at 4/18/2006 12:30 PM
Bermain kata atau menyembunyikannya keduanya diperlukan. Tergantung saatnya, bisa membawa sesuatu yang kita tidak pernah tahu.
Jika disakiti, berikanlah peringatan.
Jika tersakiti, lanjut jalan dan terima sebagai pelajaran.
Jika menyakiti, harapkan hati untuk sejumput maaf.
Berhati-hati dalam bicara, itu perlu dan mutlak.
By Anonymous, at 4/18/2006 8:18 PM
kenapa harus diam.sampaikan yang ingin kita sampaikan,tanpa menyinggung perasaan orang lain.dengan diam masalah gak bakalan kelar.orang lain juga gak tahu apa yang kita inginkan.tul gak?yang penting tahu tempat harus ngomong nyerocos dan dimana harus diem....(wakaka....)
By meke, at 4/19/2006 3:40 AM
jika diam adalah "emas", maka berbicara adalah "berlian"
By Anonymous, at 4/19/2006 4:50 AM
terkadang apa yang kita ucapkan tidak selalu sama dengan apa yang mereka dengarkan.
terkadang apa yang kita maksudkan tidak selalu sama dengan apa yang mereka inginkan.
perkataan yang keluar dari mulut kita, akan selalu berbeda makna tergantung dari intonasi kita mengucapkannya.
terlepas dari apa yang kita ucapkan, bila memang kebaikan yang keluar, berharaplah kebaikanlah yang akan kita terima.
perlu dicatat bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua orang. yang penting adalah kita selalu berusaha untuk bisa berbuat baik pada semua orang, tanpa berharap orang lain akan berbuat baik juga kepada kita.
jangan ingat-ingat kebaikan kita, tapi ingatlah kekurangan kita, dengan begitu kita akan selalu berusaha merubah diri kita untuk menjadi lebih baik.
*rada engga nyambung ya? maklum masih ngantuk nih. hehehe... *
By KangHadi, at 4/27/2006 4:58 AM
Post a Comment
<< Home