Dia
Saya melangkah perlahan meninggalkan halaman beberapa ratus meter dari tempatku di iringi lambaian. Pandanganku meneduh bersama pohon sejenis akasia yang banyak memagari kiri kanan jalan. Beberapa kelompok pohon lain ikut membaur. Kuperhatikan daun daun mulai merekah, sepakat memanyungi jalan beraspal yang kulalui kala pulang.
Teringat jelas obralan santai yang kami jalin, selepas perjamuan makan siang bersahaja.
Selalu saja begitu. Saya sangat bersemangat menghambur segala celoteh. Ada ada aja yang jadi topik bahasan kami, sambung menyambung. Kalaupun ada jeda, itu karena kami harus mengambil hela, atau menyeruput minum, demi untuk memperlancar vocal kami.
Tidak hanya duduk semata, kamipun bangkit bergandengan, menyisir sisi kebun hingga ke hilirnya, memanjakan mata memandang aneka bunga, memanen buah strawberry dan memetik sayuran, untuk dijadikan teman santap dan lauk makan malam. Tak ada yang tergesa kami lakukan, hingga sorepun menjelang.
Lantai bermosaik kotak kotak itu hampir kehilangan warna, entah berapa banyak jejak langkah sudah dibersihkan, tempat yang selalu hangat menerima pijakkan. Sore ini kedua telapak kaki harus bersalam pisah sementara . Meskipun raga sungguh masih terpenjara, belum puas diri ini berendam di sungai pengetahuan, belum cukup napas ini, menyedot lebih dalam hawa arif si empunya tatapan.
Dia, seorang wanita tujuh puluh delapan tahun yang tidak kelihatah renta.
Padanya saya mengisap sari madu kehidupan, di pelukannya kudapati diriku masih seorang bocah, lewat belaiannya kuraup getar ketulusan cinta
Dia seorang wanita perkasa yang enggan di sebutkan nama, sepanjang masa mudanya dilewati dengan mengisi misi kemanusian. Pernah selama dua puluh tahun memperingan beban kaum papa di kutub utara. Sekembalinya di tanah kelahiran, berjuang mengisi undang undang hak pekerja Perancis. Dalam menjalani sisa hari tua, masih aktif sebagai senat penasehat di Ammnesty International.
Dia terlahir membawa pelita, dengan berwibawa, beliau mampu menghalau sebuah antenna provider swasta yang akan ditancapkan di areal permukiman ini. Sejumlah euro mengiurkan di tolak mentah mentah, mata dan jiwa arifnya berpendapat , gelombang frekwensi bersignal global itu bisa berdampak buruk bagi kesehatan jangka panjang penduduk sekitar.
Dia kupanggil Marraine, si bijak yang tak kenal lelah. Kartini berumur panjang yang tersohor di hati banyak orang, lewat tunjungan yang cukup dari pemerintah Perancis, di usia yang kian uzur, beliau masih giat berjuang.
Wahai,
Mampukah bathin ini bercermin sebening sinar matanya
Bisakah hati ini mewarisi harum seperti milikknya.
Sanggupkah raga ini berkiprah seagung kharismanya
********************
Selamat hari Kartini buat seluruh wanita Indonesia
**********************
23 Comments :
selamat hari kartiniiii....
hmm... terkesan nih. sebetulnya, banyak wanita kuat di bumi yang bisa dicontoh ya. rasanya pengin juga jadi kuat. tapi kapan ya? hmm... rasanya daku harus berubah pelan-pela...
makasih sudah nulis post ini :)
By Anonymous, at 4/20/2006 11:46 PM
selamat hari kartini juga Sisca
By Diva, at 4/21/2006 12:14 AM
sisca! very nice posting! Postinganmu selalu puitis ya? ck...ck...ck. Btw, lo harus baca bukunya Pram: Panggil Aku Kartini Saja (apa sudah?)untuk lebih mengagumi betapa memang Kartini sangat cerdas dan sangat berpikiran maju pada zamannya. Anyway, slamat hari kartini juga yaks.
By Anonymous, at 4/21/2006 3:33 AM
namanya si harum kan???kakakakka...met hari kartini juga c
By Emaknya Bunny, at 4/21/2006 3:58 AM
selamat hari kartini sis, eh tau tidak pagi td sblum brgkt kerja aku lihat anak2 sekolah pd berkebaya dan berblangkon ria, kewl yah
By Anonymous, at 4/21/2006 4:25 AM
met kartinian aja sis.. hari ini make kebaya daerah mana sis? hihihihi...
By Anonymous, at 4/21/2006 5:15 AM
Met hari kartini... di Kantor pada pake kebaya nih.... gmn dsn???? he..3x
By Mr, at 4/21/2006 8:00 AM
met hari kartini.. pingin kaya 'dia'.kalo bisa seh jangan jadi Marraine ke-II tapi jadilah sisca ke-I dengan semangat mimosa.wakakaka.... met hari kartini!!!!
By meke, at 4/21/2006 8:39 AM
met Kartinian Sis, ikutan upacara juga hari ini?
By Theresia Maria, at 4/21/2006 9:33 AM
Wah hebat ya udah setua itu masih aktif. Paling kagum sama orang tua tapi nggak renta. Pengen banget kayak mereka kalo dikasih Tuhan umur panjang. Kemaren ini baca satu artikel dari Common Ground (http://www.commongroundnews.org/article.php?sid=1&id=1614) tentang Norman Kember yang umurnya udah 78 tahun tapi masih jadi relawan di Irak! Bahkan ketangkep segala dan dibebasin setelah diperjuangkan oleh banyak orang.
78 tahun!
*minder*
By guario, at 4/21/2006 9:39 AM
met hari kartini juga sis...
seneng deh baca tulisannya...
By blanthik_ayu, at 4/21/2006 9:48 AM
hello anak kartini..tetaplah maju terus tanpa mundur..kartini adalah kelanjutan kita berprestasi..
By Anonymous, at 4/21/2006 1:08 PM
spirit of Kartini is everywhere.....
yg penting esensinya bukan?
coba ibu Marraine diperkenalkan dengan kebaya?mungkin dia bisa mirip ibu kita Kartini,heheheh
By si Ono, at 4/21/2006 2:27 PM
salut pada marraine ! met hari kartini, sis....
itu bunga laen lagi ? wah banyak bunga bener yak perancis selatan
By Innuendo, at 4/21/2006 6:06 PM
Adalah sebuah keberuntungan
dalam naungan dewi fortuna
tatkala kita yang masih muda mentah pengalaman
mendapat sekelibat kesempatan yang sangat istimewa
untuk belajar dari sang maestro
yang sudah kenyang dengan asam garam dunia
untuk berguru pada sang teladan
yang sudah menikmati manis pahitnya kehidupan
sebuah pembelajaran yang tak ternilai harganya
yang kadang hanya kelihatan
sebagai sebuah tas yang usang
dan mudah untuk dihancurkan
segumpal kebijaksanaan yang mengkilap
dan mengkristal membentuk sebutir berlian
meskipun kadang hanya dipandang
sebagai seonggok kerikil yang tiada bermakna
namun ketika kita mengasah mata batin kita
dan menajamkan penglihatan kita
akan didapati sebuah keabadian
dan kesucian yang tiada taranya
sehingga ketika kita melakukannya
dan menggelutinya hingga sumsum terdalam kita
Seseorang akan tersenyum
dan mengembangkan tanganNya seraya berkata:
inilah kartini-Ku yang kukasihi ...
By Hendri Bun, at 4/21/2006 7:01 PM
waow papanya marvel puisinya bagus.
sipp...
By Apollo Lase, at 4/22/2006 11:33 AM
met hari kartini juga sis.................
By Xty, at 4/22/2006 1:06 PM
waow... dunia memang jadi penuh warna-warni... tatkala mata n budi tak hanya bersorot untung-rugi. Viva "Kartini2" masa kini...di pelosok mana pun kalian berdiri...
By widhi, at 4/22/2006 2:20 PM
met hari kartini dan kartono wakaka
mau kayak marianne, sisi kemanusiaannya atau tunjangannya nih wakaka
By Hide, at 4/22/2006 3:19 PM
jeng, postingan kita kok bbrp kali nyaris senada? jangan2?
ehm, tulisanmu keren n bikin terharu! wanita memang sumber semangat n ispirasi bagi orang2 yang mernghargai hidup! salut untukmu!
By bagus_aa29, at 4/22/2006 5:54 PM
slamat hari kartini juga sisca!
saya malah nyaris lupa. untung nyaris, blom benar-benar lupa ahahahaha...
By A, at 4/23/2006 7:17 AM
78 tahun dan masih bekerja demi orang lain.
bilangan umur yang sungguh diberkahi oleh Yang Maha Agung :)
By Anonymous, at 4/25/2006 7:14 AM
Rho, Mbak Biru, Meli moi, Jeng Gita, Mia, Beverly, Mbak Dian, Christy, Widhi,Mbak Miniez, Jeng Ria, Ash, selamat hari kartini, kalianlah wanita wanita pemberani, yg menemaniku menghabiskan hari2 sepi. tq
Kakak Siwoer, Misisawa, Hendri, Meke, Bang Rio,Mas Ono, Mas Apollo, Owen, Mas Bagus, Kalian putra putra perkasa, bersama kalianlah wanita jadi lebih bermakna :)
By Sisca, at 4/26/2006 5:41 PM
Post a Comment
<< Home