Sampai juga hari dimana saya menyatakan diri bebas dari rutinitas. Hehehe.
Berbunga rasa hati, bisa bertegur sapa dengan para sahabatku dimanapun berada.
Maaf yaa…Sepuluh hari absen…..hhmmm…..berjuta rasanya, bergejolak, antara tuntutan dan kerinduan.
Terima kasih atas doa dan atensi teman teman semua, agar penglihatan saya tidak terganggu lebih lama. Sungguh…karena kalianlah, kelelahan bertubi memudar, betapa saya merasa hidup ini sedemikian indah.
Sekaligus mohon maaf, atas pemuatan foto nuansa pantai yang kurang beretikat. Gambar tersebut sudah diganti dengan yang lebih sepadan.
Mari kita jelang saja kota berikut, memperlengkap jalan panjangku dimusim libur lalu.
Kita mulai dari Grasse, kota kecil di Perancis Selatan yang menyandang gelar Ibukota Parfum Dunia. Dimana terdapat sekitar dua puluh pabrik untuk mengolah beragam sari pati wewangian.
Salah satu tempat pengekstrak aroma yang kami kunjungi adalah Fragonard.
Rombongan kami dipandu berkeliling ke dalam.
Ratusan botol wewangian dari seluruh dunia, berderat di depan etalase.
Kemudian di jelaskan mengapa parfum itu mahal harganya.
Sebagai contoh, dari sepuluh ribu kilo bunga mawar, cuma tersuling satu kilogram minyak essential.
Kami meninggalkan tempat tersebut setelah beberapa botol parfum pindah dari outlet memperberat tentengan di tangan.
.
Kemudian perjalanan diarahkan menuju Cannes. Melihat karpet merah, dimana para selebretis dunia melangsungkan festival setiap tahun. Tidak kebagian parkir, kamipun melaju.
Bergegas menuju Nice, Istirahat sejenak.
Lanjut ke Cap’Ail, Monako seperti melambai menyambut kami.
Akhirnya tiba juga kami di Monako, pada senja yang berkabut.
Portal putih menandai perbatasan antara Perancis dan Monako.
Langsung disuguhi ruang pamer mobil mewah.
Monako adalah salah satu negara terkecil di dunia. Mereka memperbesar wilayahnya dengan membangun tempat terapung diatas laut seperti tampak pada gambar dibawah ini.
Monako juga membebaskan pajak bagi penabung dari seluruh dunia, kecuali rakyat Perancis.
Dan perjanjian itu justru datang dari pemerintah Perancis sendiri.
Saya melihat bendera merah putih berkibar megah di alun alun Monte-Carlo, seperti sebuah janji, bahwa suatu saat negeri kitapun akan semakmur itu.
Bagi penggemar mobil balap, tentu tidak asing melihat pintu Hotel De Paris, karena biasanya para jawara memulai perhelatan di gerbang tersebut.
Saya sudahi dulu jurnal liburan sampai disini. Dikesempatan lain, hal hal menarik yang teringat akan saya tulis lagi. Nantikan kunjungan balik sisca, membedah blog para sahabat pada pekan ini.
===================================