Tahun Ajaran Baru
Anakku, setiap tahun ajaran baru tiba, inilah saatnya engkau merayakan ulang tahun....
Masih terekam hangat, bagaimana kamu melewati masa balitamu. Di usia dini, engkau telah menjadi batita berprestasi. Umur dua setengah tahun, mampu mengambar pohon natal, mewarnai dan memenangkan kompetisi untuk kanak di gereja. Berbekal ruang imajinasimu, berhasil menyisihkan beberapa peserta yang lebih tua. Ibu ingat, kamu begitu gembira menenteng pulang hadiah dari panitia berupa sebuah tropi, sekantong bingkisan berisi alat gambar, permen, biskuit dan susu kotak.
Segudang kegembiraan telah kamu hantarkan kepada kami. Ibu ingat, sebelum terlena setiap malam, ketika kamu baru saja belajar berbicara. Dengan tiada bosan ibu memberimu hafalan. Hafalan seperti Sila Pancasila dan beberapa tokoh pembangunan di era orde baru, juga beberapa nama presiden yang kala itu memimpin dunia, telah kamu kuasai dengan baik di usia yang tergolong sangat muda.
Bermodal itulah, engkau telah menjadi selebritis cilik. Kakek, nenek, juga adik adik papa, yang kemudian engkau sapa sebagai om dan tante. Mereka berebut mengajakmu berpromosi keliling. Setiap akhir pekan ibu harus kehilanganmu, karena mendapat giliran diajak jalan bersama kekasih mereka. Satu persatu dari mereka akhirnya melangsungkan pernikahan, dan engkaulah bidadari munggil yang berdiri sebagai penabur bunga bersama seorang sepupu sebaya.
Terlalu banyak cerita indah yang hadir di benak ibu saat ini, ketika ibu memberanikan diri mengucapkan selamat ulang tahun padamu setelah perpisahan kita. Sungguhpun ibu tau engkau pasti sangat terluka, tapi apa yang terjadi ?
Sama sekali engkau tidak pernah menyalahkan konflik yang terjadi diantara orangtuamu. Engkau tetap bijak, membanjiri ibu dengan celoteh belia, mewartakan kabar kekonyolan kelompok belajarmu, dan yang membuat ibu semakin haru, engkau termasuk diantara siswa berprestasi yang kerap menjuarai beberapa lomba berskala nasional.
Bukan berarti engkau tak pernah gagal sebelumnya, banyaknya kegiatan diluar kurikulum seperti teater, modeling, pencinta alam dan Osis, membuatmu harus mengulang di kelas dua. Tetapi semua guru dan temanmu berpendapat, itu bukan berarti kamu tidak mampu.
Sering kamu meninggalkan kelas bersosialisasi, membuatmu tertinggal dalam pelajaran. Dulu ibu pernah memberimu opini, tetapi engkau berkeras memilih jurusan IPA, karena memiliki nilai yang cukup kesana.
Setahun tertinggal, telah memudahkan langkahmu dalam berbagai hal, tau membagi waktu antara belajar dan berorganisasi. Kemarin ibu dengar nilai nilaimu hampir mendekati angka sempurna.
Anakku, tetaplah menjadi penerang, bawalah segenap warta kedamaian dan kegembiraan, jangan karena kendala orang tua, menjadikan dirimu redup berusaha. Ingatlah bahwa langkah yang kamu lakukan hari ini, menentukan jalan hidupmu di kemudian hari. Jagalah juga kecantikan rupamu, jadilah seorang putri dengan pikiran bersih, sekuntum teratai yang tumbuh di telaga, meskipun berada dalam kubungan tetap menjadi bunga yang indah. Semoga semangat hidup dan cara berpikirmu menular kepada teman teman seusiamu yang bermasalah karena orang tua mereka, supaya mereka juga memilih jalan yang baik seperti yang telah engkau kobarkan. Selamat Ulang Tahun.
Yang selalu mencintai,
Ibu
Dipersembahkan buat adik adik yang harus menggulang kelas , semoga tetap semangat.
Dan teruntuk Citra, terima kasih atas illustrasi ini.
**************************************************