Sunday, January 29, 2006

Hari Ini, Hari Bahagia

Terima kasih Tuhan, atas rahmat yang engkau limpahkan, atas persahabatan yang aku terima, atas kehidupanku yang tidak berkekurangan, atas segala hal baik yang engkau anugerahkan untukku sampai hari ini, engkau begitu sayang kepadaku…..

Dan aku terus menghitung berkat, dengan mata berkaca kaca, berbincang pada Sang Pemberi berkah, sampai akhirnya saya terlelap dan baru terjaga pukul sepuluh pagi tadi.

Ya…Betapa Tuhan sayang padaku, saya ingat…ketika beberapa hari yang lewat, saya begitu nelangsa mengingat hari raya imlek segera tiba dan saya sempat curhat kepada Catherine bahwa setahun yang lalu, saya tidak begitu mempersoalkannya sebab baru dua bulan saya di sini, namun sekarang, saya merasa sedih harus melewatinya lagi seorang diri.

Dan hambamu tahu ya Tuhan, bahwa berkat campur tanganMu, peri kebaikan itupun bekerja….

Catherine membawaku pergi berkeliling, dengan dalih yang masuk akal, di tengah perjalanan kami melihat segerombongan domba turun ke jalan, mobil mobil berhenti sejenak, untuk menghormati pengguna jalan yang tidak biasa ini, saya segera meraih kamera dan mengabadikannya. klik klik.





Agak sore saya baru kembali, saat membuka pintu terjadilah pemandangan yang tidak biasa, meja depan perapian sudah tertutup taplak merah, ada bunga mawar, jeruk clementine yang masih berdaun, bantalan China, lilin warna merah, lechee kaleng, kerupuk, xio mai, ha cou, masakan china lainnya, Kue Tiga Raja , permen, bahkan Dario dan Françoise, pasangan suami istri yang kompak ini, yang sudah saya anggap pengganti orang tua di sini, beraksesoriskan topi nuansa oriental menyambut kedatanganku dengan memegang dupa, amplop angpau dan kembang mawar segar serta bersulang tiga kali. Pasti mereka semua telah bersusah payah berburu aneka pernik sin cia demi menyenangkan diriku. Rupanya ini adalah ide Catherine bersama seluruh keluarga besar Le Clos de L'Isle.





Saya di daulat untuk bersalin rupa, memakai baju baru, sepatu baru, makin malam, makin semarak, bahkan Canut Sang Gipsy Kingyang lagi rekaman di Paris pun menyempatkan diri, menyatakan satu lukisan kembang hasil karyanya di tahun 2004 berlatar merah itu di dedikasikan untukku.



Sampai pukul dua dini hari kemeriahan masih berlanjut, salah satu dari mereka membuat lilin dari kulit jeruk clémentine untukku.


Saya juga dibebaskan untuk menelpon siapa saja yang saya kehendaki. Setelah telpon ke tanah air melepas kangen dan menyapa sanak famili, salah satu teman blog yang saya sapa langsung dini hari sekitar pukul setengah tiga waktu Perancis adalah
Beverly, lucunya saya jadi agak rancu, dengan bahasa campur baur ( Indonesia, Inggris, Perancis, Mandarin ) apalagi mendengarkan suara Bev yang berwibawa dibandingkan dengan suaraku yang menurut
Koko Houcuan, terlalu ringan. Dan pada sore hari atau tengah malam waktu Taipe saya juga menyempatkan diri chatting dengannya, bergosip hal hal gak penting seputar blog yang hanya akan menjadi rahasia kami saja. Apakah benar begitu Bev ?

Email dari Mas Fahmi untuk Qong Xi Fa Chai turut mewarnai suasana Sin Cia ku di benua seberang.Hei...Fahmi, gimana Ananda Mikola, menangkah ? Semoga hasilnya tidak mengecewakan dirimu.

Di hari istimewa ini, saya di kasih free satu hari untuk bebas dari segala aktivitas, dalam kesempatan ini saya gunakan sebaik baiknya untuk mendandani blogku, memasang hit counter, lagu, dan waktu, sehari serasa tak pernah cukup untuk menelaah, tahu tahu langit telah meredup.

Saya juga ingin menyapa rekan rekan seperti
Bang Rio, yang lagi bermasalah dengan sambungan internet, semoga segera selesai, kami merindukan kehadiranmu kembali.Dalam kesempatan ini tak lupa ucapan selamat buat
Jeng Ria yang mendapat perpanjangan waktu belajar di Jepang. Selamat ya Jeng..., belajar lebih giat, ngeblog juga..Ada lagi Macchiato, di Australia, yang bahasa Perancis nya memompa semangatku untuk menulis lebih tepat. Maaf, saya sering menjawab dalam bahasa kita karena jiwa nasionalisku yang tinggi *menghindar halus*
Mbak Uli, Mbak Miniez, Mbak Vivie, ibu ibu yang saya kagumi di dunia maya, Juga perhatian dari rekan rekan blogger yang terlalu panjang untuk saya link satu persatu seperti kakak Siwoer, Mas Sam, Mas Heru, Mas Fajar, Mas Luigi, Mas Bagus, Mas Foens, Mas Ono, Mbak Uli, Mbak Yaya, Mbak Dian, Mbak Nien, Mbak Miray yang baru lulus, juga Novs, kepada kalian semua, semoga hari hari berjalan dengan menyenangkan. Tak lupa selamat Sin Cia untuk Koko Upar, Samuel, Choenhwie dan Paul yang merayakan.

Hari special khusus untukku segera lewat, saya harus menyudahi posting ini, dengan mendapat tambahan beberapa angpau *:)terjawab sudah...berkat doa kalian pasti,trim ya... :)* serta Parfum no.5 paling tenar se Perancis Keluaran rumah Channel pemberian Catherine, seorang wanita berhati emas yang saya tidak tahu entah betapa sepinya diriku di sini tanpa mengenalnya.


Meja dengan taplak warna merah merekam berbagai kenangan yang tak akan pudar dari ingatanku, meskipun suatu hari saya harus kembali ke rumahku yang sebenarnya.


Sekarang saatnya saya beristirahat. Esok tugas yang tertunda sehari telah menanti, dengan semangat baru, bersama keajaiban dari persahabatan dikehidupan nyata dan dunia maya...sekali lagi saya ingin berterima kasih atas nikmat yang diberikan Tuhan kepadaku...kemarin dan hari ini, sungguh hari yang indah..."Qong Xi Fat Chai".

Saturday, January 21, 2006

Benarkah Ada Selingkuh ?

Stella saya persilahkan beristirahat sejenak di ranjangku. Setelah puas mengeluarkan segala uneg uneg di dadanya. Hampir tiga jam lamanya dia terus bercerita, sesekali terdiam atau menangis, membanding dan membuat kesimpulan sendiri, menunggu dukungan, berharap saya mengiyakan pendapatnya.

Setelah membetulkan selimutnya, saya kembali ke depan komputer, ingin menulis. Ya …saya hanya ingin menulis mengenai kisah Stella, saya mulai berpikir bagaimana bisa menuangkan seluruh emosi Stella, mencoba menghadirkannya semirip mungkin dengan apa yang dirasakannya. Saya selalu menyadari bahwa saya tidak piawai dalam menulis, saya hanya bisa mengungkapkan segala sesuatu dengan bahasa yang terlalu sederhana untuk dikatakan tidak layak dibaca. Dan sangat sulit bagiku untuk mengekspresikan sesuatu seperti teman teman lain di dunia maya, yang cerita cerita mereka begitu runtun, enak dibaca, resensinya jelas….ah…kenapa saya harus jelous, toh tidak ada hukum yang dibebankan kepadaku bila ternyata saya gagal membuat satu postingan.

Baiklah…………….

Sebelum kedatangan saya kemari, Stella & Marc sudah menjadi pasangan tetap tiap akhir pekan untuk mendengarkan musik atau kumpul kumpul di sini. Saking seringnya dua orang ini kesini, sampai sampai kedatangan mereka tidak lagi dianggap pengunjung, bila tidak ada even pun mereka akan datang sekedar minum, sering mereka ke taman untuk mencabut rumput, memetik kembang ataupun bermain bola besi. Dan pada musim panas mereka terlihat akrab bercanda sambil berjemur dan berenang, berbaur dengan pengunjung lainnya. Saya juga mengakui jarak umur mereka terbilang jauh meskipun tidak dapat kupungkiri kalo mereka terlihat serasi.


Lanjut ya,

Stella bilang, bahwa Marc, akhir akhir ini sering terhipnotis di depan layar komputer, Marc betah seharian berlama lama, dan berkencan dengan komputer, mengabaikan senyum manis Stella dan membiarkan Stella sendirian, malah belakangan ini Marc sering meminta Stella untuk tidur lebih dulu dan Marc baru bergabung kira kira jam dua pagi. Pertama Stella berpikir bahwa Marc benar benar sibuk dengan pekerjaan dan mencoba memakluminya. Karena penasaran diam diam Stella mengintip, apa yang menyebabkan pasangannya ini betah berlama lama di depan layar dan bukan dengan dirinya. Namun demi mendengarkan bunyi ketikan keyboard yang berirama, Stella urung menuduh Marc sedang main games, dicobanya berpikir positif, barangkali ini adalah proyek awal tahun yang harus diselesaikan Marc, toh apa yang dilakukan Marc adalah demi masa depan mereka berdua. Sampai kemarin malam saat giat giatnya Marc mengetik, tanpa menyadari kehadiran Stella, tiba tiba Marc dengan gugup menutup layar monitornya , dan tanpa rasa bersalah menggantikannya dengan membuka outlook., bahkan Marc yang biasanya begitu tanggap tidak tahu, sudah berapa lama Stella berdiam di situ…

Diceritakan Stella, beberapa waktu yang lalu, seorang wanita dari negeri Belanda berusaha mencari tahu keberadaan Marc lewat situs internet dan menemukan telepon rumah yang kini dihuni oleh ibunya Marc. Tanpa ada prasangka yang berlebihan, ibu Marc memberikan HP anaknya setelah interview singkat. Segera setelah menutup telpon, ibu Marc mengabarkan berita ini kepada Marc. Konon wanita itu mengenal Marc delapan belas tahun yang lalu, saat Marc berusia delapan belas tahun, lebih muda dua tahun dari si Holan. Bagi wanita itu, sebut saja namanya Ellen, Marc adalah cinta pertamanya, sedang bagi Marc, wanita itupun memiliki memory tersendiri karena mereka pernah bersama sama selama dua tahun. Terbukti setelah delapan belas tahun perpisahan tanpa ada kabar diantara mereka, Marc masih mampu mengingat suara Ellen yang empuk, meski Ellen dan Marc sekarang berstatus sudah ada yang punya, tapi..…tapi…...bertemankan…..hm…...boleh boleh aja.


Dan setelah sua pertama via telpon antara Marc dan Ellen, terjadilah ikatan tak resmi itu, hingga kinipun Ellen masih menyimpan foto Marc saat masih culun, foto itu di scan dan di kirim via email kepada Marc. Tidak terhenti sampai di situ, mereka juga sering chatting, bahkan diberitakan Ellen bahwa suami resminya, yang sama sama holan itu, mulai cemburu kepada Marc. Mulanya Stella berusaha menanggapi dengan biasa saja, namun setelah memergoki apa yang dilakukan Marc tengah malam di depan komputer ternyata chatting bersama Ellen, sama sama mencuri waktu saat pasangan masing masing dianggap sudah terlelap, terbakarlah emosi Stella.


Saya pribadi mengenal Marc sebagai seorang yang humoris dan supel, hampir setiap saat Marc mengungkapkan betapa cintanya sudah harga mati kepada Stella. Marc pernah mengalami kegagalan dalam rumah tangganya sebelum bersama Stella. Begitupun Stella pernah patah hati beberapa kali sebelum bersama Marc. Dua insan yang berpengalaman patah hati itulah yang kini menyatu dalam satu ikatan. Berusaha memahami satu sama lain. Hingga prahara malam kemarin…

Saya berusaha mendengar, menyakinkan, menghibur Stella agar tidak berburuk sangka, bahwa mungkin yang dilihatnya hanya kebetulan belaka. Jangan gara gara melihat chatting sepintas, menjatuhkan talak. Saya juga sering chatting, sekedar berbagi, mengisi waktu luang kemudian….oooops…kemudian….ada sedikit ketergantungan……hhhmmmm…..iya……cuma sedikit…..hanya bila ada waktu luang…….dengan teman teman dari berbagai pelosok….

Saturday, January 14, 2006

Kue Tiga Raja

Bulan January adalah bulan putih ( le mois du blanc ), di sini nuansa berwarna putih menjadi atribut di pusat pusat pembelanjaan, selain itu warga Perancis memperingati Fêtez des Rois. Sebuah tradisi lama yang hingga sekarang masih dipertahankan atau malah cenderung kian semarak. Seperti biasa tempat ini sudah di booked tamu untuk private party berkumpul bersama menikmati malam khusus dengan iringan musik piano klasik oleh Canut "Gipsy King", bertepatan dengan tanggal 07 January 2006.




Nama perayaan tersebut adalah Epiphanie - Tirer les Rois ( undian makan kue tiga raja ). Dalam hal ini, perayaan tersebut mengenapi ritual hari Natal yang sudah lewat. Seperti pernah di riwayatkan bahwa pada zaman dahulu ada tiga raja dari Timur Yerusalem datang ke Betlehem untuk memberi persembahan atas kelahiran Yesus Kristus.


Namun yang akan saya ceritakan adalah tentang keunikan dari Gâteau des Rois, atau kue tiga raja. Tak ubahnya seperti hari raya besar di tanah air, pada akhir tahun toko toko kue di sini sejak menjelang natal hingga tahun baru adalah saat panen rejeki, di setiap boulangeries antrian pembeli kue bahkan sudah di mulai sebelum toko buka. Dan kue tiga raja tersebut sehabis Natal mendapat tempat yang terhormat di etalase dan menjadi trade merk sepanjang bulan January, baik itu di pasar traditional atau supermarket. Sebetulnya ini hanyalah roti manis biasa yang di beri taburan kismis di dalam disertai ranjau berupa kacang keras atau pernik mini dari keramik serta dihiasi potongan chérie warna warni diatasnya, tak lupa mahkota dari kertas karton yang akan dianugerahkan kepada siapa saja yang ‘beruntung’.









Ketika salah satu dari kami terpilih secara aklamasi melewati mulut masing masing, pertanda raja/ratu baru ditemukan, mahkota segera dikalungkan diiringi riuh tepuk tangan dan teriakkan juga nyanyian. Maklum, meskipun umumnya kita semua bukan lagi anak anak, namun masa masa kecil yang bahagia masih terus terbawa hingga sekarang. Ibarat kata umur boleh bertambah, kelakuan disesuaikan dengan suasana. Well…..Apakah hanya sampai di situ saja prosesinya ?


Eeeitt…tunggu dulu, ada kelanjutannya, sudah ditepukin, disorakin dan dinyanyin, saatnya mendapat giliran untuk menguras kocek, bila yang dibeli ternyata Kue Tiga Raja lagi, maka akan berlanjut terus permainan ini hingga semua orang kebagian, begitu seterusnya, sepanjang bulan January.



Dan ini telah berlangsung turun temurun, so…...saya berpikir, betapa hebatnya orang jaman dulu memikirkan teknik pemasaran roti ini, jangan jangan ide multi level marketing bermula di sini…

Friday, January 06, 2006

Satu Hari, Satu Ketika

Jam 12.10 hape saya bergetar. Saya tersenyum melihat nama yang muncul di layar.

"Sisca, kamu ada waktu hari ini ?"
"Betul, sampai jam enam sore, ada apa ?"
"Lima belas menit lagi dijemput ya, siap siap".

Telpon terputus setelah satu jawaban singkat "à tout a l'heure"

Sebetulnya saya benar benar kelelahan setelah berhari hari kurang istirahat lantaran kebanjiran tamu. Kalau boleh jujur saat ini saya lebih ingin sendiri, tapi, dari bibirku hanya bisa berucap iya, lantaran yang menelpon adalah Catherine Jones, seorang sahabat yang saya dapat selama melanglang di sini, rasanya kejam sekali untuk berujar "NON" kepada mahkluk manis ciptaan Tuhan yang satu ini.

Meski jarak usia diantara kami cukup jauh, malah membuat saya lebih leluasa terutama buat curhat. Saya juga kurang mengerti bagaimana asal muasalnya kami bisa sedekat ini, mungkin karena Catherine adalah seorang Formatrice, sebuah jabatan sosial yang membuatnya lebih banyak melebur dengan para pendatang dan membantu perantau seperti diriku mempelajari hidup di Perancis, atau mungkin juga karena saya selalu bertutur lugu, apa adanya membuat banyak orang di sini menaruh rasa suka kepada sikapku. Ataukah itu hanya persepsiku belaka, karena terlalu "ge er" ? entahlah...

Dari Catherine jugalah saya jadi lebih mengenal Canut Reyes Sang Vokalis Gipsy Kings, sebab Catherine adalah sahabat baiknya, malah oleh mereka berdua saya sudah dikukuhkan sebagai "La petite sœur d’Asie" ( adik perempuan dari Asia ). Hmmm ….sementara Canut sendiri seminggu dua kali pasti konser di tempat kami, tentu saja bila sedang cuti order dari luar. Pernah juga saya diajak untuk melihat proses recording album barunya yang sebentar lagi akan beredar, dan tujuh kali kami pernah makan bareng di restoran di kota kecil ini. Mata rantai itulah yang akan saya posting hari ini, bahwa saya sungguh beruntung menjadi bagian dari mereka.

Well, lima belas menit kemudian Catherine sudah hadir dihadapanku dan langsung membuka pembicaran bahwa kita akan makan siang bersama Canut, terus saya dengan pede langsung menyela, apakah beliau akan memintaku lagi untuk memilih tempat seperti biasa, tapi kali ini perkiraan saya meleset, hari ini berbeda, kata Catherine, Canut sekarang sedang berada di rumahnya yang sederhana dan turun tangan sendiri menyiapkan party buat kita, tak terbayang olehku apa yang dikerjakan Canut di rumah Catherine, rumah munggil yang hangat dan sudah masuk daftar tempat singgah keduaku di Perancis bila kelak suatu hari aku kembali lagi ke sini.

Saya merasa takjub saat tiba, meja sudah tertata rapi layaknya satu perjamuan, khusus untuk kami bertiga, masing masing dua buah gelas, dua buah piring, pisau, garpu, mangkok kosong, tema makanan SEEFOOD…. !!! eeerrr saya melihat ada sepiring oester mentah di tengah meja.. hhmmm, no coment, sepiring kecil udang goreng, hah..ini oke, bathinku dalam hati dan semangkok kerang hijau ( moule ) ini perfect, begitu bisikku pada perutku.

Tanpa basa basi lebih panjang, Canut mempersilahkan kami untuk duduk manis di posisi masing masing. Hidangan di awali oester mentah yang sudah diperasi Citron, dan saya terpaksa basa basi mencicipi satu biji, dilanjutkan dengan udang dan kerang, yang rasanya sungguh mammmammmiiaaa… menu juga dilengkapi steam ikan lezat yang saya tidak tahu namanya, tidak lupa baguettes (sssttt... roti yang andai ketimpuk bisa benjol), dan diakhiri sekeranjang parcel buah segar. Semuanya, dari belanja ke pasar hingga penyajian, dipersiapkan dan di tata apik oleh Canut. Ternyata beliau tidak hanya pintar memainkan piano dan memetik gitar, tapi piawai juga di dapur, sebuah prestasi yang mengagumkan dari seorang vokalis ternama seperti dirinya. Acara makan siangpun selesai dengan tepuk tangan antara saya dan Catherine sebagai ucapan terima kasih. BRAVO CANUT. Setelah itu, kami tidak diijinkan membantu menaruh perabotan and the gank ke mesin pencuci piring, hari ini dialah yang mengerjakan semuanya, dan kami berdua adalah "ratu" nya. Oke deh kakak.... sering sering aja ya..biar suaranya nanti tambah merdu *gak nyambung mode on*













Jam enam sore saya diantar kembali ketempat tugas, mempersiapkan segala sesuatu karena mulai jam delapan malam Canut harus konser menghibur tamu tamu di sini. Saya juga lupa kalau hari ini dari siang menjelang sore, ingin beristirahat. Kelelahan, rasa jenuh, suntuk dan beban yang ada di kepala selama berhari hari, sirna seketika, kala berada di tengah tengah mereka yang begitu tulus dan memahami diriku.


Dan inilah persahabatan kami, diantara hiruk pikuk musik gipsy hampir tiap akhir pekan, ditumpukkan buku dan foto serta macam macam lukisan, di sebuah Organisasi Seni & Kebudayaan Perancis Selatan...................

Sunday, January 01, 2006

Natal dan Tahun Baru

Aku baru saja melewati moment akhir dan awal tahun yang berkesan, ini adalah kali kedua aku melintasinya. Kejutan bertubi tubi aku terima, setelah kejar tayang kerjaan selama kurang lebih sepuluh hari berturut turut, entah sebagai cadeaux de noël atau sebagai ungkapan perhatian dari teman teman, yang karena sering bersama sama membuat kami merasa bagai satu keluarga.

Dari famili (orang orang tua) tempat aku menghabiskan waktu yang biasa aku kunjungi sebagai pengusir rasa sepiku dan juga sepi mereka, dari yang lebih tua, sebaya atau yang lebih muda dariku, Monsieur, Madame, Mademoiselle, semua berlomba membawakan aku cadeaux, sehingga membuat aku percaya, ternyata di Perancis Selatan Sinter Class masih hidup, seperti dongeng indah pasangan muda atau orang tua bijak di malam kudus kepada anak anak balita, supaya mereka tidak rewel dan lekas tidur , akan dibangunkan tengah malam saat Sinter Class jadi jadian yang sebelumnya dengan cerdik sudah mengsurvey sedemikian rupa apa keinginan mahkluk mahkluk manis itu. Hujan hadiah diletakkan di bawah pohon cemara warna warni, ketika lonceng natal tengah malam berdentang dan anak anak itu belum betul betul terjaga kala dibangunkan, kemudian malaikat malaikat mungil itu akan melonjak kegirangan dan dengan polosnya ingin memberi ‘bises’ kepada Papa Noël sebagai ucapan terima kasih dan orang orang di sekitarlah yang jadi sasaran karena itulah mahklumat papa Noël sebelum pergi agar imut imut lucu itu menyayangi semua orang.

Dan aku berkesempatan larut dalam suasana malam ketika cerita ini bergulir, ada alasan mengapa orangtua menghadirkan ilusi tersebut, selain supaya anak anak tumbuh lebih peduli pada sesama juga konon supaya mereke bisa tidur dengan mimpi yang indah.

Suasana tersebut, sementara membuat aku lupa, bahwa aku hanya seorang pendatang di sini, ternyata aku benar benar tidak sendiri, semua orang menyayangiku sebagai anggota keluarga mereka, menghiburku kala aku berduka atau kala rinduku kepada kampung halaman sedemikian kumat total, aku akan disarankan untuk ‘ngenet’ bentar hmmm..,atau disodori handphone untuk berhai hai sejenak, dua sarana ideal yang nyata dan betul efisien bagiku, sehingga aku kembali ceria. Beginilah Perancis, tanah air keduaku, yang sedikit demi sedikit mulai aku cintai, malah aku sudah mengkhayal, berandai andai, bila suatu ketika menjadi warga kehormatan di sini. Eeerrr…siapa tahu.

Dari malam natal hingga melewati pergantian tahun, tempat tidurku sudah penuh dengan macam macam pemberian. Dari yang sederhana sampai yang mewah, tergeletak disana. Beberapa buah tangan tersebut di bungkus kertas kado juga di ikat dengan pita, atau kantong dengan label khusus dari produsen,begitu apik dan berkesan, orang Perancis adalah pakarnya dalam hal ini, benar benar romantis.




Sebelum aku kembali pada tugas tugas yang menumpuk diawal tahun, sebelum aku ‘idle’ untuk jangka waktu yang agak panjang, sebelum segalanya lewat, dengan tulus aku hanya ingin mengucapkan Selamat Natal bagi yang merayakan dan juga Selamat tahun Baru 2006 untuk siapa saja yang kebetulan mengunjungi blog ku. Semoga segalanya lebih baik di tahun ini.