Monday, February 27, 2006

Semoga bukan hanya mimpi

Di malam yang kelabu ini, ditemani angin kencang diluar yang memperparah dinginku. Saya di tunjuk, tepatnya dipaksa Nina untuk menyusun ke lima impianku…apakah impianku masih ada ? bukankah dingin yang pekat hampir membekukannya. Akhirnya setelah pikir pikir sejenak ,inilah beranda hatiku yang jarang saya raba tapi sebetulnya saya menginginkannya

Adalah niscaya bagiku untuk bisa memberi perhatian lebih kepada kedua orang tuaku selagi mereka masih ada, juga saudara saudaraku, dan kepada orang orang yang mengenalku meskipun mereka tidak pernah memintanya. Andaikata saya bisa melakukannya, pasti akan saya coba, minimal niat sudah ada.

Bahagia juga rasanya, bila suatu hari saya di kasih kesempatan menyelenggarakan konser Tour Gipsy Kings di tanah air, saya sudah berulang kali mencoba contact promotor di tanah air, tapi belum ada yang berminat, semoga dengan beredarnya album baru mereka yang lagi mendekati finishing, arah ke sana lebih terbuka dan memberi jalan Tour ke Negara Asia lainnya..gratis…ngetop pula ..!!!

Catatan lain yang ada di benakku saat ini, adalah bisa menepati setiap janji, meskipun aneh bila dikatagorikan menjadi impian, tapi bagiku janji adalah impian yang harus dibayar, saya tidak mau terlibat baku hantam akibat janji janji yang diingkari .

Dengan jujur saya katakan ini adalah hasratku saat ini, saya ingin pulang ke tanah air dengan suatu kemenangan, berkumpul kembali bersama sanak famili dan semua orang yang menyayangiku apa adanya.

Edannya, seluruh impianku akan tercover dengan sempurna ,hanya dengan sekali memenangkan hadiah utama Euro Million, makanya, kalo ada kembalian receh dari belanjaan, beberapa euro saya sisihkan untuk memberi tiket kaya dadakan tersebut….siapa tahu saya adalah next milliarder in the future .

Jeng Nina, telah saya penuhi perintahmu, bagi semua sahabat Mimosa, Silahkan merangkai mimpi kalian, sisca akan datang sebagai saksi dengan doa yang sama...juga jangan lupa ucapkanlah 'amin' ketika kalian membaca impian baikku....semoga menjadi berkat bagi kita semua.

Saturday, February 25, 2006

Bunga bunga cantik

Sebagian dari impian musim semi telah tiba, aneka bunga segar mulai nampak merekah dimana mana, meskipun dalam dingin yang belum tuntas. Bunga bunga cantik ini selalu membuatku enggan untuk memetik, saya lebih rela membiarkan mereka menghiasi taman luas ini, ketimbang harus naik ke ruang tamu, yang akhirnya layu dalam beberapa hari.

Saya memang sering tiba tiba di sodorin buket bunga, namun sesungguhnya saya akan lebih bahagia bila diganti dengan satu pot bunga, meskipun hanya semacam, karena saya bisa melihatnya tumbuh dan bersemi di taman ini. Saya bisa menyiram ataupun mengunting daun daun dan membiarkannya tetap cantik di habitat aslinya.








Inilah bunga bunga cantik yang saya rindui, bunga bunga ini adalah sahabatku yang paling akrab, yang bisa kuajak bercanda tanpa meninggalkan luka, yang bisa ku sapa kala mataku berkaca kaca, yang bisa menjadi teman inspirasiku ketika segalanya sudah buntu.







Saya telusuri sepanjang jalan, seolah merekam ulang seluruh kerinduanku akan tanah kelahiran yang hangat, rumput hijau berkali memberi kabar dan ikut menghibur, bahwa warna mereka sama dengan warna rumput di negaraku, bedanya hanya rumput disini lebih berarti, mesin mesin pemangkas rajin mengumpulkan mereka untuk dijadikan makanan ternak.

Dan langkahku terus maju, ke arah bunga bunga cantik, ke tempat yang membuatku merasa lebih damai

Tuesday, February 21, 2006

Mohon Doa Restu

Kepada seluruh sahabatku dimanapun berada….

Dengan ini saya umumkan terhitung saat publish posting ini, saya harus menyelesaikan banyak tugas saya yang sangat menumpuk.

Dikarenakan semenjak rajin meng update cerita gombal yang tidak penting , saya telah mementingkan kepentingan pribadi diatas kepentingan golongan, sehingga waktu kerja saya lebih banyak di alokasikan untuk hura hura.

Atas kepentingan golongan, saya harus mengalah untuk sementara waktu.

Kemudian daripada itu, untuk memperkaya pekerjaanku, Canut Reyes & Catherina berkenan memberikan saya limpahan tugas menscan ratusan foto tour Gipsy Kings koleksinya.

Dan saya tidak berani membantahnya apalagi menimpuk pake gitar dan melempar piano, karena berdasarkan cerita ceritaku, saya telah berhasil mengkomporinya untuk ikut ngeblog ria, ( yang berisi catatan harian seorang Canut Reyes diluar konser, versi pribadi )

Berhubung mereka berdua telah menjadi sahabat saya selama saya bercokol disini, serta rajin mengajak saya makan atau belanja bareng, maka atas nama solidaritas dan obsesi menyelesaikan pekerjaan sebelum batas waktu yang ditentukan tiba, saya mohon doa restu dari seluruh blogger tercinta. Terima kasih atas pengertiannya.

Monday, February 20, 2006

Pada sebuah hari di bulan Februari

Ku awali tulisan ini dengan rasa penuh syukur,
tentang hari yang barusan lewat,
tentang sebuah peristiwa dimana saya berada diantara bintang dan sahabat yang menerimaku apa adanya,
tentang nyanyian yang berkumandang sepanjang malam hingga subuh menjelang
tentang sisi lain perjalanan anak manusia yang bagai layang layang di awan.
tentang nyanyian burung di pagi hari, menandai genap usiaku,
ya..setahun telah lewat sepuluh hari, saya diberi ijin untuk menghirup udara di bumi ini…



Pagi itu , rekan rekan pengundang burung kembali beraksi, heran juga, mereka masih mengingatnya dengan baik, persis di pohon dekat jendela kamarku.
Dan bernyanyilah burung burung itu untukku..(baca : Mengundang Burung) namun di saat membuka jendela,saya berusaha membidik, mereka segera terbang menjauh, meninggalkan pohon Figuier yang termenung.

Malamnya, Canut Gipsy King
& Catherine, Françoise & Dario, Albert Lescot, Roberto Ricci si Photografer professional serta rekan rekan lainnya, kembali membuat perayaan sederhana untukku, ini bukan kejutan, tapi memang sudah diumumkan beberapa hari sebelumnya. Canut berkenan memberi sambutan, menyanyikan lagu lagu terbaru dengan gitar dan diselingi denting piano. Diantara lagunya adalah untuk pembukaan Football World Cup di Jerman tanggal 29 June mendatang.





Jadilah saya sosok paling bahagia, seorang mahkluk asing diantara orang orang tenar dan terhormat di Perancis Selatan.

Sunday, February 19, 2006

Memotret Musim Semi





Hari ini lebih cerah..suhu berkisar antara 8 derajat pada pagi dan beranjak ke 14 derajat menjelang siang. Dua hari berturut turut hujan penghabisan musim dingin menguyur segenap Perancis selatan., membuat rumput dan pepohonan yang tadinya tidur kembali terjaga.

Tadi saya bermain main di taman, mengulang kembali ritual beberapa bulan silam kala cuaca masih bersahabat, memberi udara lebih di rongga pernafasan,mencoba memotret keindahan beraneka tumbuhan yg mulai bergairah, menyaksikan mereka memberi salam perdana pada injakkan kakiku. Beragam tanaman mulai merekah malu malu menyerumput dari bawah tanah, saya serasa berada dalam satu impian tanpa batas, bercanda diantara sisa embun, mari nikmati bersamaku..

Thursday, February 16, 2006

Antara SASESISOSU & JULEHA

Karena belum ada ide menulis, daripada bengong mari kita simak posting pertama saya.

SASESISOSU

Syahdan... ..suguhan saya sedikit special.
Sejujurnya saya sanksi, sambil santai santai saya sambung saja sampai semuanya saling silang.

"Sinting...sarap" !!!! sergah sobat seruanganku
"Sirik ....suka suka saya" !!!! Sahutku senyum senyum simpul.

Semilir sinar senja sudah selesai semburatnya, saat selaksa senandung sederhana, saya satelitkan.

Semoga sobat sepuh semesta sudi sambut serangkaian simpati saya, serta sempilkanlah saya sebagai sekat, sekalipun serambi sesepuh sudah sesak, syukur syukur sebagai sekutu sekubu!!!!
Saya sungguh sangat senang sekali, silahkanlah sesepuh sekalian saling sumbang sundulan serupa sabda .

Sebut saya Sisca, saya sangat spontan, sudah setahun silam, sekedar selaraskan suratan, saya songsong samudera seberang.

Sementara, sekian sensasi sembrono saya, simak silaturahmi sekuel suguhan selanjutnya, semoga selaras senandungku.

Sebelumnya, sepintas saban saya salah salah sisip, sekiranya seluruh satria senior suhu sepuh semesta sudi sucikan, supaya silap saya sirna .
Sudah ...sampai sini saja.
Salam Sejahtera !!!!

Sisca

Sebetulnya ide gendenk itu terinspirasi dari sebuah cerita tiga tahun yang lalu tentang Jeng Juleha, bagi yang belum pernah atau pun yang sudah tahu mari tersenyum kembali, ini dia :

Abunawas dikasih assignment dari Sultan Baghdad membuat satu cerita
Seratus kata tapi setiap kata mesti dimulai dengan huruf 'J'.

Terperanjat Abunawas, tapi setelah berfikir, diapun mulai bercerita:


Jeng Juleha janda judes, jelek jerawatan, jari jempolnya jorok. Jeng
Juleha jajal jualan jamu jarak jauh Jogya-Jakarta. Jamu jagoannya: jamu jahe.

"Jamu-jamuuu..., jamu jahe-jamu jaheee...!" Juleha jerit-jerit jajakan
jamunya, jelajahi jalanan. Jariknya jatuh, Juleha jatuh jumpalitan.

Jeng Juleha jerit-jerit: "Jarikku jatuh, jarikku jatuh..." Juleha
jengkel, jualan jamunya jungkir-jungkiran, jadi jemu juga. Juleha jumpa Jack, jejaka
Jawa jomblo, juragan jengkol, jantan, juara judo. Jantungnya Jeng Juleha
janda judes jadi jedag-jedug. Juleha janji jera jualan jamu, jadi julietnya Jack.

Johny justru jadi jelous Juleha jadi juliet-nya Jack. Johny juga jejaka
jomblo, jalang, juga jangkung. Julukannya, Johny Jago Joget. "Jieehhh,
Jack jejaka Jawa, Jum?" joke-nya johny. Jakunnya jadi jungkat-jungkit
jelalatan jenguk Juleha. "Jangan jealous, John..." jawab Juleha.

Jumat, Johny jambret, jagoannya jembatan Joglo jarinya jawil-jawil
jerawatnya Juleha. Juleha jerit-jerit: "Jack, Jack, Johny jahil,
jawil-jawil!!!" Jack jumping-in jalan, jembatan juga jemuran. Jack jegal
Johny, Jebreeet..., Jack jotos Johny. Jidatnya Johny jenong, jadi Jontor
juga jendol... jeleekk. "John, jangan jahilin Juleha...!" jerit Jack...
Jantungnya Johny jedot-jedotan, "Janji, Jack, janji... Johnny jera..." jawab Johny.

Juni, Jack jadikan Johny join jualan jajanan jejer Juleha. Jhony jadi
jongosnya Jack-Juleha, jagain jongko, jualan jus jengkol jajanan jurumudi
jurusan Jogja-Jombang, julukannya Jus Jengkol Johny "jolly-jolly jumper."

Jumpalagi, jek...!!! jangan joba-joba jikin jerita jayak jini jagi
ja...!!!
jusah...!!!

Tuesday, February 14, 2006

My Valentine

Kepada cintaku sayangku dimanapun berada..

Terima kasih tak terhingga atas support dan perhatian terhadap blogku yang tadinya saya nyatakan tewas di hari penuh cinta ini, akhirnya bisa mengangkasa kembali, meskipun harus kerja rodi selama beberapa jam untuk memasang template dan link yang hilang.

Masih banyak kekurangan yang perlu saya benahi, tapi sekarang saya butuh istirahat dulu.

Selamat berkasih sayang buat semuanya...ailapyu..all..mmmuuuaaccchhhh

Monday, February 13, 2006

Pada Hari Itu

Sebuah email yang tidak disangka sangka datang pada hari yang tepat, berisi puja puji dari seseorang yang pernah bersamaku di satu masa, terima kasih masih mengingat hari jadiku…maaf ya..saya memajang hasil karyamu di sini….dimanapun engkau berada…berbahagialah dengan keluarga barumu.

Wahai kusuma,
Entah musin apa yang engkau akrabi saat ini,
Semoga musim semi,
Musim yang identik dengan keindahan

Mungkin matahari malas beranjak dari peraduan,
Karena negerimu berbeda dengan negeriku
Cahayanya sekejap menyapu wilayah terindah
Di Perancis Selatan ( maaf…aku dengar dari saudaramu )
Membawa berjuta berkah yang Maha Kuasa untukmu

Engkau mungkin tidak mendengar kicau kutilang di sana
Yang berirama riang menyambut pagi,
Namun begitu, aku selalu berdoa
Rahmat Tuhan selalu tercurah untukmu
Yang pada saat ini berulang tahun

Engkau telah melintasi berpuluh putaran bumi mengelilingi matahari
Langkahmu perlahan tapi pasti,
menggapai segenap asa yang kau inginkan
Engkau adalah seseorang yang datang
dari sebuah dunia suci dengan penuh harapan
Sosok yang meraba dalam gulita dengan mata ditajamkan

Carilah apa yang mungkin kau cari
Carilah apa yang mungkin tak bisa kau cari
Berjalanlah dengan tegap di terjal dunia

Selamat Ulang Tahun pribadi mempesona
Selamat Ulang Tahun wanita ulet
Selamat Ulang Tahun pekerja keras
Selamat Ulang Tahun pemilik hati lembut
Selamat Ulang Tahun wanita yang disayang semua orang
Selamat Ulang Tahun untukmu
Semoga Tuhan selalu bersamamu

(Hanya ini yang dapat aku persembahkan di hari bahagiamu)


Kesimpulan : pasti doi tidak tau tentang bacaan ini

Friday, February 10, 2006

Mengundang Burung




Hati hati dengan ucapanmu, bisa bisa jadi kenyataan…apalagi berbicara dengan mereka yang nota bene berjiwa seni tinggi, sensitif dan kreatif. Inilah yang saya alami setahun silam di sini, sehari menjelang masa saya ditasbihkan ke dunia , terjadilah percakapan di tengah masa percobaan melawan hari hari dingin. Dengan terjemahan bebas sebagai berikut :

Pertanyaan : Apa yang kamu inginkan ketika pertama membuka mata di hari jadimu ?
Jawabku : Mendengar nyanyian burung burung.


Itu hanyalah satu jawaban asal dan singkat, maksud saya adalah tidak usah repot repot, sama sekali tidak ada tendensi apa apa. Saya juga tidak tanggap kalo itu diartikan dengan serius dan sungguh sungguh diupayakan.


Pagi itu, ragaku belum sempurna terjaga, namun di kupingku, saya mendengar riuh kicau burung ramai bersahutan. Ah…mungkinkah ? Apa ini suara tiruan orgen atau cuma rekaman yang sengaja diletakkan dekat kamarku ? tapi kedengarannya jelas sekali, di luar jendela. Jangan jangan ada yang menaruh sangkar burung di sana. Masak begitu iseng sih ??? Dengan penasaran saya segera bangkit, sirna kantukku seketika, saat menyingkap tirai jendela. tampaklah olehku puluhan burung liar mengelilingi pohon. Ciutt..ciuut..ciiiut….


Asli. Saya tertegun. terpesona, terpukau. Kok bisa ya…pas betul?
Sungguh saya masih terheran heran dalam kagum yang sulit diartikan.

Dan itulah hadiah ulang tahun yang tak pernah kusangka, yang keluar dari bibirku sendiri. Penunggu angkasa itu tidak sekedar datang, mereka mendapat undangan. Teman temanku sengaja menggantungkan makanan pengundang di pohon yang menyebabkan satwa liar itu terbang rendah dan bernyanyi untukku. Sayang sekali ketika saya hampiri, burung burung itu segera menyingkir.

Besok pagi, tiga ratus enam puluh lima hari kembali genap..akankah ???!!

Bersambung ...

Monday, February 06, 2006

Pagi Putih

Suhu udara nol derajat, bermodalkan mantal tebal, celana berlapis lapis, sepatu boot selutut lengkap dengan sarung tangan , kereta dorong, serta gemetaran, di sore yang berkabut, saya baru saja melangkah keluar dari Supermarché Casino Géant Fourchon. Bbbrrrr. diiinngiiinnn. Sepi.

Waktu hendak menuju area parkir, saya melintasi seseorang yang dengan giat membuang kasar, butir butir kristal kecil di sepanjang pelataran pintu masuk menuju supermarket. Aneh. Pikirku. Jangan jangan manusia ini tidak waras, atau mungkin juga mabok, daripada nanti saya disamperin atau malah di todong, buru buru kudorong troly ke mobil dan memasukkan seluruh belanjaan tanpa klarifiksasi lagi.. Sebelnya lagi, tadi saya lupa membawa kantong turun dari mobil untuk menaruh belanjaan.

Perlu saya informasikan bahwa belanja ke supermarket sini sungguh menyedihkan, kantong plastic gratis sudah di hapus. Jadi kita perlu antisipati membawa kantong sendiri, bila tidak ingin membayar kantong tambahan berkisar antara satu sampai tiga euro, tergantung kekuatan, model dan jenis plastiknya. Misalnya pembelanjaan meliputi bahan bahan beku, kantong yang di pakai berlapis udara dan aluminium sehingga isinya tidak cepat mencair. Juga, troly yang digunakan tidak bisa di tinggal begitu saja sehabis pemindahan belanjaan, harus di kembalikan ketempatnya karena sebelum mengambil trolly, saya harus memasukkan koin satu euro dan koin itu bisa di ambil kembali bila kereta dorong dikaitkan lagi pada tempat semula.

Saya tidak terbiasa berbelanja sendiri meskipun jarak antara supermarket ke tempatku hanya berkisar kurang lebih dua kilometer. Biasanya kami selalu berbondong bondong bila hendak berbelanja, supaya bisa saling membantu, juga buat menghemat bensin dan waktu. Tapi hari ini saya membutuhkan bahan makanan yang tidak bisa ditunda lagi, maka berangkatlah saya sendiri , sambil terus berdoa semoga tidak ada halangan di jalan apalagi sampai di tilang.

Sesampai di rumah, sambil mengeluarkan belanjaan saya berceloteh dengan teman di sini tentang kejadian di depan pintu gerbang supermarket yang menurutku tidak biasa..hmmm...

Saya mulai tahu ada yang kurang beres, ketika senyum di kulum itu mendadak meledak sebelum memberi penjelasan…ya..antara menahan geli dan merespon kepolosanku, yang meski sudah minum dan makan ala Perancis 452 hari, belum pula menguasai medan.

Maka bertambahlah pengalamanku setelah jadi bahan lelucon sejenak, terima kasih Tuhan, engkau telah membekali ilmu lebih untukku meskipun didahului kekonyolan. Olala… Jadi orang itu waras, dalam keadaan sadar menabur garam kasar untuk menetralisir salju yang diperkirakan akan turun besok pagi secara besar besaran.

Perancis Selatan adalah The Best Place in France, tempat dimana matahari selalu muncul dengan suhu yang lebih baik meskipun dalam satu negara, tempat dimana banyak pujangga melantunkan syair dan menorehkan lukisan, juga tempat paling ideal untuk berbagai sayur dan tumbuhan menyemai. Begitupun tempat dimana pertaruhan sengit para bullfighter berlangsung, semuanya komplit mengbungkus selatan menjadi satu tempat yang fenomenal. Keindahan, hiburan dan kekerasan artistic dalam seni membunuh kerbau, erat mewarnai hari hariku.

Menurut pakar meteologi, untuk pertama kali di selatan, dalam kurun jeda lima tahun, setelah setiap saat melihat salju turun malu malu dan menepis di sela sela jendela kemudian lenyap tanpa kesan yang berarti, maka pagi tadi kala saya terjaga, masih dari sela jendela, saya diijinkan alam untuk mengagumi satu pemandangan yang menakjubkan.









Hamparan permadani putih ciptaan semesta itu memukauku. Dalam diam kunikmati dan kuamati semuanya, seluruh tempat bagai di lapis kapas putih, hanya kolam renang yang masih menyisakan warna butek karena dihadiahkan angin daun daun dari segala penjuru taman.


Bukit bunga buatan,

arena bermain bola besi,


hamparan tanah hijau yang pepohonannya baru mulai di tebang demi melengkapi ambisi,(baca Renungan),



Grand Pins, maskot leclosdelisle,


mobil yang selalu kupakai berlalu lalang,
semuanya tahkluk dalam eloknya putih.

Dalam kesempatan yang langka ini, berbekal payung sederhana,


kembali saya meraih kamera, jepret sana, jepret sini, meski hasilnya kurang begitu cemerlang, terhalang uap hawa dingin yang begitu menusuk, namun saya terus mengabadikan peristiwa yang cuma sekali dalam lima tahunan di tempat ini, berasa bangga meninggalkan jejak kaki di pelataran.

Sempat teringat olehku, butir butir kristal yang ditabur di depan supermarket, berapa banyak garam yang terbuang ? Bukankah melawan kekuatan alam adalah pekerjaan yang sia sia.